Program Pemberian Makanan Bergizi Berhasil Hapus Stunting di Loa Kulu

tajukmedia.id

Program Pemberian Makanan Bergizi Berhasil Hapus Stunting di Loa Kulu
Bupati Kukar, Edi Damansyah, menggendong balita dalam rangkaian Program Pemberian Makanan Bergizi (PMB) tambahan di Loa Kulu. (istimewa)

Tenggarong, Rabu 4 Desember 2024 – Di sebuah rumah sederhana di Loa Kulu, Kalimantan Timur, seorang ibu tersenyum lega saat putranya yang dulu kurus kini tumbuh sehat. Kisah ini hanyalah sekelumit gambaran dari perjuangan besar di balik pencapaian yang menginspirasi: Kecamatan Loa Kulu berhasil mencatatkan nol kasus stunting. Bagi masyarakat, ini bukan sekadar angka, melainkan simbol harapan yang kembali menyala.

Keberhasilan ini bermula dari langkah kecil yang konsisten. Pada Juni 2024, Kecamatan Loa Kulu meluncurkan Program Pemberian Makanan Bergizi (PMB) tambahan, sebuah terobosan yang dirancang untuk menangani gizi buruk pada anak dan ibu hamil. Program ini tidak hanya menghadirkan bantuan makanan bergizi tetapi juga menjadi wadah edukasi tentang pola makan sehat dan pentingnya sanitasi.

“Alhamdulillah, hasilnya sudah terasa. Kini Kecamatan Loa Kulu mencatatkan nol kasus stunting. Ini adalah bukti sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha,” ungkap Camat Loa Kulu, Ardiansyah, penuh rasa syukur pada Rabu (4/12/2024).

Dalam upaya ini, Kecamatan Loa Kulu menggandeng berbagai pihak. Rumah Bahagia, inisiatif kerja sama dengan sektor usaha, menjadi penopang utama dengan menyediakan asupan bergizi yang terjangkau bagi keluarga berisiko. Puskesmas dan posyandu juga memainkan peran vital dengan mendampingi masyarakat untuk memantau kesehatan ibu hamil dan anak secara rutin.

Ardiansyah menjelaskan bahwa keberhasilan program ini tak lepas dari partisipasi aktif masyarakat. “Masyarakat Loa Kulu sangat kooperatif. Para ibu aktif memanfaatkan posyandu dan mengikuti program edukasi gizi,” katanya.

Kolaborasi ini berlanjut dengan berbagai inisiatif lainnya, seperti pelatihan gizi untuk kader posyandu, pengembangan kebun gizi desa, hingga pemantauan kesehatan rutin. Semua upaya ini dirancang untuk memastikan bahwa keberhasilan ini tidak bersifat sementara, tetapi berkelanjutan.

Bagi Ardiansyah, pencapaian ini hanyalah langkah awal. “Ke depan, kami akan terus memperkuat program ini agar manfaatnya semakin luas dan berkelanjutan. Kami ingin menjadikan Loa Kulu sebagai contoh kecamatan yang berhasil menangani stunting secara menyeluruh,” tegasnya.

Keberhasilan Loa Kulu menjadi inspirasi bagi kecamatan lainnya di Kutai Kartanegara. Pemerintah daerah optimistis bahwa dengan meniru pendekatan kolaboratif ini, angka stunting di Kukar dapat diturunkan secara signifikan, bahkan menjadi daerah percontohan di tingkat nasional.

Di balik setiap angka statistik, ada wajah-wajah kecil yang kini tumbuh dengan senyuman. Keberhasilan Loa Kulu menghapus stunting membuktikan bahwa kerja keras bersama dapat mengatasi masalah pelik. Kisah ini adalah pengingat bahwa sinergi yang solid mampu menghadirkan perubahan nyata. Dari Loa Kulu, sebuah harapan besar tumbuh: bahwa generasi mendatang akan lahir sehat dan kuat, siap menyongsong masa depan. (ADV/ED3)

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer