Pemkab Kukar Terbaik di Kaltim dalam Aksi Penurunan Stunting 2024

tajukmedia.id

Pemkab Kukar Terbaik di Kaltim dalam Aksi Penurunan Stunting 2024
Para perwakilan kabupaten/kota bersama Sekda Kaltim, Sri Wahyuni, foto bersama usai menerima penghargaan konvergensi percepatan penurunan stunting tingkat Kaltim 2024 di Ruang Odah Etam, Kantor Gubernur Kaltim, Samarinda, Senin (18/11/2024). (istimewa)

Tenggarong, Senin 18 November 2024 – Sejak pagi buta, Ratna, seorang ibu muda dari Desa Tenggarong Seberang, menyiapkan sarapan untuk putrinya yang baru berusia dua tahun. Menu sederhana dengan telur rebus dan sayuran hijau adalah buah dari kesadaran baru tentang pentingnya gizi yang cukup. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa perjalanan menuju perubahan ini melibatkan kerja keras tanpa henti dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar), yang kini diakui sebagai kabupaten terbaik dalam penanganan stunting se-Kalimantan Timur.

Pada Senin (18/11/2024), Pemkab Kukar dianugerahi Peringkat Terbaik 1 dalam penilaian kinerja aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Penghargaan tersebut diserahkan di Ruang Odah Etam, Kantor Gubernur Kaltim, Samarinda. Prestasi ini menjadi bukti nyata keberhasilan kolaborasi dan komitmen berbagai pihak dalam menanggulangi salah satu persoalan kesehatan yang paling mendesak di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Sekda Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, menyoroti tantangan besar yang masih dihadapi dalam upaya mengatasi stunting. “Sanitasi adalah fondasi. Lingkungan yang bersih dan perilaku hidup sehat adalah kunci tumbuh kembang anak yang optimal,” tegasnya. Ia menambahkan, “Kami berharap pada tahun 2030, Kaltim sudah sepenuhnya bebas dari buang air besar sembarangan. Ini target besar, tapi kita harus bergerak bersama.”

Bagi Kukar, penghargaan ini bukan kali pertama. Asisten II Setkab Kukar, Ahyani Fadianur Diani, mengungkapkan bahwa ini adalah penghargaan kedua yang diterima kabupaten tersebut atas keberhasilan dalam aksi konvergensi stunting. Namun, di balik pencapaian ini, ada upaya tiada henti dari tim di berbagai tingkatan—dari desa hingga kabupaten.

“Ini adalah hasil kerja keras bersama. Mulai dari pemerintah daerah, dunia usaha, hingga masyarakat desa. Kolaborasi ini adalah kunci,” jelas Ahyani. Ia juga mengapresiasi dukungan sektor swasta yang aktif memberikan kontribusi baik dalam bentuk anggaran maupun program pendampingan.

“Misalnya, di beberapa desa, perusahaan swasta mendanai fasilitas air bersih dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Ini sangat membantu kami mempercepat penurunan angka stunting,” tambahnya.

Penghargaan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari tantangan baru. Ahyani menegaskan pentingnya menjaga momentum kolaborasi yang sudah terjalin. “Ini bukan hanya prestasi pemerintah, tetapi juga masyarakat dan sektor swasta. Sinergi ini harus kita perkuat. Jika hari ini kita terbaik di Kaltim, besok kita harus menjadi inspirasi nasional.”

Keberhasilan Kukar dalam menurunkan stunting telah memberikan harapan nyata bagi keluarga-keluarga seperti Ratna. Dengan sinergi yang terus terjaga, mimpi besar untuk menjadikan Kaltim bebas stunting pada 2030 bukan lagi sekadar angan-angan. Ini adalah perjalanan nyata yang dimulai dari desa-desa kecil, membawa dampak besar bagi masa depan generasi mendatang. (ADV/ED3)

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer