Tenggarong, Sabtu 23 November 2024 – Suyadi, petani karet dari Desa Perdana, Kecamatan Kembang Janggut, Kutai Kartanegara, kerap dihadapkan pada dilema setiap kali hasil panennya siap dijual. Jarak belasan kilometer menuju pasar terdekat tak hanya menyita waktu, tetapi juga menyusutkan keuntungan karena biaya transportasi yang mahal. Kini, harapan itu mulai terjawab dengan dimulainya pembangunan pasar desa di tanah kelahirannya.
Di atas lahan setengah hektare di RT 3 Desa Perdana, pemerintah desa bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar memulai langkah besar yang diimpikan warga selama bertahun-tahun. Pembangunan pasar desa ini, yang tahap pertamanya melibatkan pengerjaan pondasi, bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan tonggak kebangkitan ekonomi lokal.
Pasar ini didesain sebagai pusat ekonomi baru yang mampu menampung hasil pertanian, perkebunan, dan kerajinan lokal. Kepala Desa Perdana, Pitoyo, menjelaskan bahwa bangunan utama seluas 40 x 80 meter itu akan dilengkapi fasilitas modern dan area parkir yang luas, menjadikannya ramah bagi pengunjung maupun pedagang. “Ini bukan hanya soal pasar, tetapi simbol kemajuan dan harapan kami untuk masa depan desa,” ujarnya, Sabtu (23/11/2024).
Pasar desa ini diproyeksikan meningkatkan perputaran ekonomi, menciptakan peluang usaha baru, dan menggenjot Pendapatan Asli Desa (PADes). PADes tersebut kelak akan digunakan untuk mendukung program pembangunan desa lainnya.
“Dengan adanya pasar, warga tidak perlu lagi jauh-jauh menjual hasil panen. Kami ingin pasar ini jadi ruang untuk berinteraksi, bertransaksi, sekaligus membangun semangat kebersamaan warga,” tambah Pitoyo.
Disperindag Kukar memberikan dukungan penuh untuk merealisasikan pasar ini. Kepala Bidang Sarana dan Pelaku Distribusi Disperindag Kukar, Anwari Fitrah, menegaskan bahwa pasar desa merupakan bagian dari strategi pemerintah memperkuat distribusi produk lokal. Pembangunan pasar serupa juga tengah berlangsung di Desa Bunga Jadi, Kecamatan Muara Kaman, dengan target selesai akhir tahun ini.

“Pasar desa adalah upaya kami memastikan pemerataan pembangunan hingga pelosok. Kami ingin masyarakat pedesaan merasakan manfaat langsung dari akses yang lebih baik untuk berbelanja maupun menjual produk mereka,” jelas Anwari.
Anwari menambahkan, keberadaan pasar desa juga membuka peluang pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar, memperkuat daya saing ekonomi lokal, dan mendorong ketahanan ekonomi desa.
Warga menyambut baik pembangunan pasar desa ini. Suyadi, salah satu petani karet, mengungkapkan rasa leganya. “Dengan pasar di sini, kami bisa hemat waktu dan biaya. Hasil panen juga lebih cepat laku,” katanya.
Proyek ini menghidupkan kembali mimpi lama warga tentang desa yang mandiri secara ekonomi. Selain memberikan kemudahan akses jual beli, pasar ini dipandang sebagai ruang vital untuk mempererat hubungan sosial. “Pasar ini tidak hanya soal ekonomi, tetapi tempat di mana masyarakat bisa berbagi dan berkembang bersama,” ujar Pitoyo.
Pembangunan pasar desa di Desa Perdana dan Desa Bunga Jadi bukan hanya inisiatif infrastruktur, melainkan sebuah perjalanan menuju pemberdayaan desa yang berkelanjutan. Dengan hadirnya pasar, masyarakat diharapkan dapat membangun ekonomi lokal yang lebih kuat, memperbaiki taraf hidup, dan menciptakan masa depan yang lebih baik.
Pasar desa ini, seperti diimpikan Pitoyo dan warganya, tak hanya menjadi pusat jual beli, tetapi juga simbol dari harapan dan kebersamaan. Sebuah langkah nyata menuju desa mandiri yang mampu berdiri kokoh dalam geliat perubahan zaman. (ADV/ED3)