Nusantara, 8 November 2024 – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui Kedeputian bidang Transformasi Hijau dan Digital telah menyelesaikan kegiatan Proof-of-Concept (PoC) untuk Trem Otonom Terpadu atau Autonomous Rapid Transit (ART) di kawasan Nusantara.
Uji coba ini bertujuan untuk menilai keandalan teknologi otonom ART dengan lingkungan IKN yang saat ini dalam tahap pembangunan.
Kerjasama dengan Norinco International Cooperation Ltd. dan penggunaan sarana ART milik CRRC Qingdao Sifang menjadi langkah strategis dalam uji coba ini. Deputi bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Prof. Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc, Ph.D., menyatakan bahwa rekomendasi tim penilai akan segera diberikan kepada pihak terkait.
“Kami akan meminta Norinco dan CRRC untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan operasional, terutama pada sistem otonom trem,” ujar Deputi Prof. Ali.
Mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2024, kegiatan pelaksanaan PoC akan dilanjutkan dengan unjuk kerja (showcase) oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Rencananya, kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan November hingga Desember, dengan koordinasi antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub dan Kedeputian bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN.
Kegiatan penilaian PoC ini didukung oleh tim evaluasi independen yang terdiri dari pakar transportasi dan teknologi sistem kendali otonom dari tiga perguruan tinggi ternama, asosiasi profesi, dan praktisi profesional di Indonesia.
Evaluasi dilakukan secara objektif sesuai kebutuhan dan kesiapan ekosistem IKN, berlangsung dari 10 September hingga 22 Oktober 2024.
Penilaian PoC dilakukan di area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Nusantara dengan dua rute pengujian. Rute ini mencakup area di sekitar Kemenko 1–4 dan Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Timur.
Pengujian dilakukan pada jalur khusus yang bersifat ‘mixed traffic’, di mana ART berbagi jalan dengan kendaraan lain. Meski kondisi kawasan masih dalam pembangunan, tim penilai PoC telah menyelesaikan evaluasi dengan mempertimbangkan aspek keselamatan.
Hasil evaluasi menyimpulkan bahwa teknologi otonom ART direkomendasikan untuk diimplementasikan sebagai transportasi publik di Indonesia, dengan catatan adanya perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut. Kinerja ART pada kondisi lingkungan saat ini di IKN belum menunjukkan sistem kendali otonom yang reliabel seperti yang ditunjukkan di Tiongkok.
Oleh karena itu, tim penilai merekomendasikan penyempurnaan operasional trem secara otonom, peningkatan fitur adaptasi dan keselamatan pada situasi mixed traffic, serta pembaruan sistem komunikasi agar sesuai dengan persyaratan keamanan siber di IKN.
Tim ini diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo, bersama dengan Prof. Dr. Eng. Benyamin Kusumoputro, Prof. Dr-Ing. Nandy Setiadi Djaya Putra dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono dari Institut Teknologi Bandung, Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Nasrullah Armi dari Pusat Riset Telekomunikasi Badan Riset dan Inovasi Nasional, Aditya Dwi Laksana dari Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), dan Yanto Yulianto dari Institution of Railway Signal Engineers (IRSE). (ED1)