Tenggarong, Selasa 19 November 2024 – Dengan angka prevalensi stunting di Kalimantan Timur yang masih menjadi perhatian, Kutai Kartanegara (Kukar) mencatatkan pencapaian luar biasa. Pada pengukuran intervensi serentak Juni 2024, Kukar berhasil mencapai hasil 99%, tertinggi di provinsi ini. Namun, di balik angka itu, tantangan besar masih menanti: memastikan setiap keluarga, hingga pelosok desa, mendapatkan intervensi yang berkelanjutan. Itulah yang menjadi fokus dalam rapat koordinasi yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kukar bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada Senin, 18 November 2024.
Bertempat di ruang rapat lantai 1 Bappeda Kukar, Kawasan Timbau, Tenggarong, rapat tersebut menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, baik secara langsung maupun daring. Sekretaris DP2KB Kukar, Mastukah, mewakili Plt. Kepala Dinas, menekankan pentingnya langkah-langkah terpadu yang masif dan berkelanjutan. “Intervensi harus sampai ke unit terkecil, yakni keluarga, baik di desa maupun kelurahan,” ungkapnya.
Pemahaman ini juga didukung oleh narasumber Tenaga Ahli Stunting Bappeda Provinsi Kaltim, Ahmad Riadi, yang hadir melalui Zoom. Ia memuji Kukar sebagai kabupaten pertama yang melakukan review penilaian kinerja penurunan stunting. Namun, ia mengingatkan, “Publikasi harus merata hingga tingkat desa. Update aplikasi 7.5 dengan berita, dokumentasi, dan berita acara sangat penting untuk memudahkan penilaian.”

Dalam rapat tersebut, Normi Huzaimah, Tenaga Ahli Stunting Kabupaten Kukar, memandu peserta untuk memahami teknis pengisian formulir 2.3 dan 2.4 di website Binabangda. Ini merupakan bagian dari pelaporan program dan pembiayaan daerah serta desa yang mendukung upaya penurunan stunting.
Semangat kolaborasi tampak dari kehadiran berbagai pihak, termasuk OPD terkait, Bappeda Kukar, Kemenag Kukar, dan anggota TPPS. Semua sepakat bahwa pemetaan dan validasi kegiatan adalah kunci untuk memastikan intervensi yang tepat sasaran.
Di tengah tantangan yang ada, Kukar telah menunjukkan komitmen nyata dalam penurunan angka stunting. Rapat ini bukan sekadar diskusi, melainkan langkah konkret untuk memperkuat sinergi lintas sektor. Sebagaimana disampaikan oleh Mastukah, “Melalui kolaborasi ini, kita tidak hanya berbicara tentang angka, tetapi juga tentang kehidupan yang lebih sehat dan masa depan generasi Kukar yang lebih cerah.”
Dengan pencapaian 99% dalam pengukuran intervensi, Kukar menjadi inspirasi bagi kabupaten lain di Kalimantan Timur. Namun, keberlanjutan upaya ini akan ditentukan oleh sejauh mana program dapat menyentuh setiap keluarga di wilayah ini, membawa perubahan dari akar rumput hingga ke puncak. (ADV/ED3)