LOA KULU – Di tengah semarak Ramadan, suasana di Kecamatan Loa Kulu mendadak riuh tawa. Bukan karena ceramah atau hiburan musik, melainkan karena aksi eksibisi yang tak biasa dari Camat Loa Kulu, Ardiansyah, saat gelaran Street Run Ramadan pada Minggu malam, 23 Maret 2025.
Berbalut kaus olahraga dan celana training yang terlihat rapi—mungkin belum lama dikeluarkan dari lemari—Ardiansyah turun langsung ke lintasan. Bukan sebagai pejabat yang memberi sambutan formal, melainkan sebagai peserta lari eksibisi bersama para kepala desa.
Begitu peluit dibunyikan, semua mata tertuju padanya. Langkahnya tak terlalu cepat, tapi penuh gaya: kadang melambai ke penonton, sesekali menyapa anak-anak yang menonton dari pinggir lintasan. Tak butuh waktu lama, gelak tawa pun pecah.
“Niat saya sih mau ngajak warga hidup sehat. Tapi kalau hasilnya malah bikin warga terhibur, ya alhamdulillah,” ujar Ardiansyah sambil tersenyum lebar usai menyentuh garis finis.
Kepala desa yang ikut pun tak mau kalah heboh. Ada yang berlari sambil saling senggol, ada juga yang sengaja melambatkan diri bak aktor drama, membuat momen eksibisi berubah jadi tontonan yang segar dan menghibur.
Namun, Camat Ardiansyah tetap jadi bintang malam itu. Warga sampai berseloroh, “Pak Camat ini kalau pensiun, bisa langsung daftar Stand Up Comedy, lho.”
Di balik kelucuan dan ekspresi bebas di lintasan, aksi ini menyiratkan pesan kuat tentang kepemimpinan yang merakyat. Ardiansyah dan para pemimpin desa ingin menunjukkan bahwa pemimpin tak selalu harus tampil formal dan kaku. Kadang, menjadi bagian dari masyarakat itu cukup dengan ikut tertawa bersama.
“Kita ingin warga merasakan kedekatan. Kalau pemimpinnya ikut lomba dan ikut lucu-lucuan, warga akan lebih mudah menyampaikan aspirasi,” tambahnya.
Street Run Ramadan kali ini tidak hanya menjadi ajang olah raga dan hiburan, tapi juga momen yang mempererat hubungan pemimpin dengan masyarakat. Loa Kulu membuktikan bahwa tawa bisa jadi jembatan yang kuat menuju kebersamaan. (adv/ed3)