Empat Tahun Berjalan, GEMA Kukar Terus Dorong Budaya Mengaji di Sekolah dan OPD

tajukmedia.id

Empat Tahun Berjalan, GEMA Kukar Terus Dorong Budaya Mengaji di Sekolah dan OPD
Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, khusyuk membaca Al-Qur’an bersama peserta lainnya dalam kegiatan Gerakan Etam Mengaji Al-Qur’an (GEMA) yang digelar di Halaman Kantor Bupati Kukar, Senin (17/3/2025).

TENGGARONG – Pagi itu, halaman Kantor Bupati Kutai Kartanegara berubah menjadi ruang spiritual terbuka. Ratusan anak berseragam sekolah duduk bersila, mushaf di tangan, melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan suara yang jernih dan serempak. Suasana khidmat menyelimuti udara Ramadan ke-17, Senin (17/3/2025), menjadi penanda bahwa Gerakan Etam Mengaji Al-Qur’an (GEMA) masih hidup—dan terus mengakar.

Memasuki tahun keempat pelaksanaannya, GEMA bukan sekadar kegiatan seremonial. Ia lahir dari keprihatinan akan jaraknya generasi muda dengan Al-Qur’an—di tengah kemajuan teknologi yang kian masif, dan arus informasi yang kadang menjauhkan dari nilai-nilai luhur.

Diluncurkan pertama kali pada 2021 dan dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2021, GEMA menjelma menjadi gerakan budaya yang kini menyentuh berbagai ruang: dari ruang kelas hingga ruang kerja pemerintahan, dari masjid desa hingga panggung utama di ibu kota kabupaten.

Bupati Kukar, Edi Damansyah, yang hadir langsung dalam kegiatan ini, tak hanya membuka secara simbolis, tetapi menyampaikan pesan yang mengandung harapan besar.

“Semoga kegiatan ini mendorong kita semua untuk konsisten menghidupkan Gerakan Etam Mengaji. Bukan hanya di bulan Ramadan, tapi menjadi kebiasaan harian,” ujarnya.

Pelaksanaan GEMA berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar. Namun dalam praktiknya, pelibatan lintas sektor jadi kunci utama. Edi ingin agar OPD, sekolah, masjid, bahkan rumah tangga, menjadikan membaca Al-Qur’an sebagai tradisi harian.

Ia percaya, dari konsistensi kecil itu—satu ayat, satu halaman, satu waktu luang—akan tumbuh generasi Qur’ani yang kuat spiritual, berakhlak, dan tangguh menghadapi zaman.

“Kalau ini bisa kita laksanakan dengan istiqomah, Insya Allah gerakan bersama ini akan melahirkan generasi yang Qur’ani dan membawa kemajuan bagi Kutai Kartanegara di masa depan,” tutupnya.

Empat tahun sudah berlalu sejak GEMA digulirkan, dan setiap Ramadan seolah menjadi cermin: seberapa jauh Al-Qur’an telah masuk dalam keseharian kita. Di tengah gempuran konten digital, GEMA menjadi pengingat bahwa ada suara lain yang lebih menenangkan dan menuntun—yaitu suara ayat-ayat suci yang dibaca, dihayati, dan diamalkan.

Dan selama suara itu terus bergema di ruang-ruang kita, maka Kukar tidak sekadar membangun fisik wilayahnya, tapi juga membentuk jiwa warganya. (adv/ed3)

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer