TENGGARONG – Setiap bulan, ratusan hingga ribuan tongkang hilir-mudik di alur Sungai Mahakam, membawa batu bara, minyak, dan berbagai hasil tambang dari pedalaman Kalimantan ke pelabuhan besar. Namun di balik lalu lintas sibuk ini, potensi pendapatan daerah dari sektor maritim masih jauh dari optimal. Fakta inilah yang mendorong langkah strategis PT Tunggang Parangan (Perseroda), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kutai Kartanegara, untuk meneken nota kesepahaman (MoU) dengan PT Krakatau Bandar Samudera, Jumat (14/3) lalu.
Direktur PT Tunggang Parangan, Awang Muhammad Luthfi, menyebutkan kerja sama ini akan membuka jalan bagi penguatan sektor kemaritiman Kukar, khususnya dalam pengembangan layanan pelabuhan, logistik, pemanduan kapal, hingga sistem Ship to Ship (STS) dan jasa operasi laut lainnya di perairan strategis seperti Muara Jawa.
“Kami ingin perkuat bidang maritim di Kukar dengan kerja sama ini, tentu harapannya ini dapat meningkatkan perekonomian daerah,” ujar Luthfi.
Menurutnya, potensi Kukar di bidang maritim sangat besar, dan selama ini belum tergarap maksimal. Pemanduan kapal di Sungai Mahakam, misalnya, menjadi kewajiban yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Jika dikelola dengan baik, potensi layanan ini bisa menyumbang pendapatan hingga Rp6 miliar—sebuah angka yang signifikan untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Potensi ini besar. Dengan banyaknya pelayanan nanti, penghasilannya bisa capai Rp6 miliar. Ini akan menjadi kontribusi penting bagi PAD kita,” tegasnya.
Langkah strategis ini juga mendapat dukungan penuh dari Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, yang hadir langsung menyaksikan penandatanganan MoU bersama Sekretaris Daerah, Sunggono. Bagi Edi, kerja sama ini adalah bentuk nyata dari komitmen pemerintah daerah dalam membangun ekosistem ekonomi yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
“Ini bagian dari mengembangkan layanan jasa di titik-titik pengelolaan sumber daya alam. Kerja sama ini harus berjalan secara profesional dan proporsional, berbasis business-to-business (B2B),” ujar Edi.
Ia berharap, melalui kolaborasi BUMD dan mitra strategis nasional seperti Krakatau Bandar Samudera, akan lahir aktivitas ekonomi baru yang memberi dampak langsung kepada masyarakat Kukar dan mendorong peningkatan PAD maupun pendapatan negara.
Kerja sama ini bukan sekadar MoU di atas kertas. Ia adalah pijakan awal menuju kebangkitan sektor maritim Kukar—sebuah sektor yang selama ini berdetak di balik gemuruh tongkang, menunggu disentuh dengan visi dan keseriusan. Kini, saatnya potensi besar itu tidak lagi sekadar lewat, tetapi menjadi sumber kesejahteraan nyata bagi daerah. (adv/ed3)