TENGGARONG – Ketika waktu menjadi penentu antara hidup dan mati, kecepatan akses layanan kesehatan adalah segalanya. Di Desa Loa Lepu, Kecamatan Tenggarong Seberang, harapan itu kini hadir lebih dekat. Pada Senin (14/4/2025), Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah meresmikan Poliklinik Desa (Polindes) dan Rumah Bidan pertama di desa tersebut—sebuah langkah nyata dalam memastikan bahwa tak ada warga yang tertinggal dari pelayanan kesehatan dasar.
Selama ini, warga harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan penanganan medis. Bahkan, kasus darurat sering kali membuat warga harus menunggu bantuan dari kota kecamatan. Kini, semua itu berubah.
“Polindes ini adalah jawaban atas keresahan warga. Tidak semua keluhan harus ke rumah sakit. Layanan dasar kini bisa kami tangani langsung di desa,” ujar Kepala Desa Loa Lepu, Sumali, penuh syukur.
Polindes yang baru diresmikan ini langsung aktif melayani masyarakat mulai Selasa, dengan jam operasional dari pukul 08.00 hingga 17.00 WITA. Namun yang lebih menggembirakan, karena bidan desa tinggal di lokasi, layanan darurat juga dapat direspons dengan cepat, bahkan pada malam hari.
Saat ini, empat tenaga kesehatan—dua bidan dan dua perawat—telah disiagakan untuk melayani warga. Pemerintah desa juga merencanakan penambahan layanan berupa kunjungan berkala dokter umum untuk pemeriksaan lanjutan.
Kehadiran fasilitas ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Kukar membangun layanan kesehatan yang merata hingga ke pelosok desa. Dukungan dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kukar turut memperkuat penyebaran informasi pembangunan melalui program Advokasi Pembangunan Daerah.
“Kami ingin memastikan bahwa keberhasilan seperti ini terdengar luas, menginspirasi desa lain, dan memperkuat semangat pembangunan partisipatif,” ujar perwakilan Diskominfo Kukar.
Selain untuk layanan kesehatan, rumah bidan yang dibangun berdampingan juga diharapkan menjadi pusat edukasi masyarakat, khususnya ibu hamil dan balita, dalam menjaga pola hidup sehat.
“Kami ingin desa ini bukan hanya punya fasilitas, tapi juga punya pengetahuan dan kesiapan masyarakatnya dalam menjaga kesehatan,” tambah Sumali.
Peresmian yang ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Bupati Edi menjadi simbol bahwa komitmen pemerintah bukan hanya janji, tapi kerja konkret yang menyentuh kehidupan warga secara langsung.
Desa Loa Lepu kini menjadi bukti bahwa pembangunan yang berpihak pada kebutuhan masyarakat mampu mengubah wajah desa. Dengan semangat gotong royong dan perhatian pemerintah, desa ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan tak lagi harus jauh dan mahal—karena ia telah hadir tepat di depan rumah warga.
“Ini awal dari banyak hal baik. Kami akan jaga fasilitas ini, karena ini milik dan untuk warga,” pungkas Sumali dengan penuh semangat. (adv/ed3)