Kutai Kartanegara, Tajukmedia.id – Pagi yang suram menyelimuti Kilometer 28 Jalan Poros Samarinda–Balikpapan, Kamis (29/5/2025), saat dua anggota DPRD Kaltim dari Fraksi Gerindra, Akhmed Reza Fachlevi dan Abdul Rakhman Bolong, meninjau langsung dampak longsor yang melanda Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan. Turun ke lokasi, mereka mendapati pemandangan memilukan, separuh badan jalan ambles, debu masih mengendap, dan sisa reruntuhan rumah warga terlihat berserakan. Kunjungan ini bukan sekadar simbolik, melainkan bentuk konkret keprihatinan wakil rakyat terhadap bencana yang menimpa konstituennya.
Reza, yang juga Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, mengadakan dialog langsung dengan warga dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPPJN) Kaltim. Ia mengungkapkan, setidaknya 20 rumah mengalami kerusakan, termasuk satu masjid yang kini rata dengan tanah. “Ini bukan hanya bencana alam, tapi juga tragedi sosial. Banyak warga kehilangan tempat tinggal dan pusat ibadah mereka,” ujarnya.
BPPJN Kaltim menjelaskan bahwa penanganan darurat sudah dilakukan, termasuk pembangunan jalan peralihan agar konektivitas Samarinda–Balikpapan tetap terjaga sembari menunggu perbaikan jalan utama. “Langkah sementara ini penting untuk menjaga arus transportasi, tapi perbaikan menyeluruh sedang kami siapkan,” jelas seorang pejabat BPPJN.
Sementara itu, Kepala Dusun Tani Jaya, Nurhayati memaparkan kondisi di lapangan, bahwa 21 rumah terdampak, 10 di antaranya hancur total. “Masjid kami roboh. Warga sudah banyak yang mengungsi,” tuturnya lirih.
Ia menyebut pemerintah telah menyiapkan lahan relokasi, namun yang paling dinanti adalah realisasi bantuan dan pembangunan rumah pengganti. “Harapannya segera dibangunkan, karena sudah ada rencana dari Dinas Perkim,” katanya.
Menutup kunjungan, Reza menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam percepatan pemulihan. “Kami ingin pemerintah tidak hanya hadir saat bencana, tapi juga hadir dalam solusi. Desa Batuah butuh perhatian serius,” tegasnya.
Senada, Abdul Rakhman Bolong mengingatkan bahwa pemulihan tak hanya soal infrastruktur. “Yang utama adalah kelangsungan hidup warga. Jangan sampai mereka terabaikan,” pungkasnya. (ED1)