Pengelolaan Sampah Berbasis Desa, Incinerator Siap Dorong Kemandirian dan Lingkungan Bersih di Tenggarong Seberang

tajukmedia.id

Pengelolaan Sampah Berbasis Desa, Incinerator Siap Dorong Kemandirian dan Lingkungan Bersih di Tenggarong Seberang
Seorang warga meninjau incinerator sebagai alternatif pengelolaan sampah di desa. Alat ini diusulkan menjadi solusi mandiri yang akan dikelola oleh BUMDes di Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, untuk menggantikan TPS sementara yang selama ini menimbulkan banyak kendala.

TENGGARONG – Di tengah keprihatinan atas tumpukan sampah yang tak kunjung surut, harapan baru mulai menyala di Tenggarong Seberang. Bukan lewat pembangunan tempat pembuangan sementara yang sering kali terkendala lahan, tetapi melalui terobosan teknologi: incinerator—alat pembakar sampah bersuhu tinggi yang ramah lingkungan.

Camat Tenggarong Seberang, Tego Yuwono, menyebut bahwa solusi ini bukan sekadar mimpi, tetapi langkah nyata menuju pengelolaan sampah yang lebih efektif, efisien, dan mandiri. Apalagi, pengelolaannya akan dipercayakan kepada BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), yang selama ini semakin diperkuat sebagai ujung tombak ekonomi desa.

“Kalau setiap desa atau dua desa punya incinerator, kita tak perlu lagi membangun TPS sementara yang sering bermasalah di lokasi. Sampah bisa langsung ditangani di tingkat desa,” ujarnya, Jumat (14/3/2025).

Tego menjelaskan bahwa pembangunan TPS sering terbentur berbagai syarat ketat—harus jauh dari pemukiman, bukan di atas lahan resapan, dan berada di bawah pengelolaan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK). Hal ini membuat desa-desa kesulitan mengelola sampahnya secara cepat dan efisien.

Kini, dengan usulan pengadaan incinerator yang akan ditempatkan di tiap atau dua desa, pengelolaan sampah bisa langsung dilakukan tanpa perlu menunggu proses rumit dari pihak luar. Sistem ini tak hanya lebih cepat, tapi juga membuka lapangan usaha baru di bidang pengelolaan limbah.

“BUMDes bisa jadi pelaksana utama. Mereka tidak hanya mengelola, tapi juga bisa membuka layanan berbayar atau kemitraan dengan desa tetangga. Ini peluang besar,” jelasnya.

Kecamatan Tenggarong Seberang kini sedang dalam tahap kajian teknis, termasuk pemilihan spesifikasi incinerator yang tepat, estimasi biaya, dan skema pengadaan. Jika rencana ini berjalan lancar, kawasan ini akan menjadi pelopor pengelolaan sampah modern berbasis desa di Kukar.

Lebih dari sekadar alat pembakar sampah, incinerator ini akan menjadi simbol perubahan: bahwa desa mampu berdiri mandiri menyelesaikan persoalan lingkungannya sendiri, tanpa bergantung pada solusi kota.

“Ini bukan hanya soal membakar sampah. Ini tentang masa depan desa yang lebih bersih, mandiri, dan terorganisir,” tegas Tego Yuwono. (adv/ed3)

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer