TENGGARONG – Di tengah ketidakpastian cuaca dan musim kemarau yang semakin sering datang lebih cepat, para petani di Desa Kerta Buana akhirnya mendapat jawaban atas harapan panjang mereka. Senin (14/4/2025), Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah meninjau langsung pembangunan sumur bor yang menjadi solusi strategis bagi keberlanjutan pertanian desa tersebut.
Sumur bor ini dibangun melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 2024 yang digagas oleh Kodim 0906/Kukar bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kukar. Kehadirannya disambut penuh antusias oleh masyarakat tani yang selama ini bergantung pada pasokan air dari hujan dan irigasi yang terbatas.
“Sumur bor ini bukan hanya alat, tapi jawaban atas kebutuhan nyata petani kami. Dengan air yang cukup, mereka bisa menanam hingga tiga kali dalam setahun,” ujar Kepala Desa Kerta Buana, I Dewa Ketut Basuki, dengan nada penuh syukur.
Sebelumnya, sebagian besar petani di Kerta Buana hanya mampu menanam dua kali dalam setahun karena kendala air, terutama saat kemarau panjang. Kini, dengan dukungan sumur bor dan akses jalan usaha tani yang juga dibangun bersamaan, mereka optimistis bisa meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan.
Bupati Edi Damansyah dalam kesempatan itu menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur pertanian seperti sumur bor bukan sekadar proyek teknis, melainkan bagian dari strategi besar Pemerintah Kabupaten Kukar dalam menguatkan sektor pangan sebagai pilar ketahanan ekonomi daerah.
“Kami tidak hanya ingin membangun fisiknya saja. Saya ingin fasilitas ini dimanfaatkan maksimal oleh petani agar intensitas tanam meningkat dan penghasilan ikut naik,” tegas Edi.
Tak hanya meninjau, Bupati juga berdialog langsung dengan petani, mendengarkan aspirasi mereka, dan memberi motivasi agar kelompok tani semakin aktif serta mampu mandiri dalam mengelola hasil pertanian.
I Dewa Ketut Basuki menyebutkan bahwa pihak desa akan terus melakukan pendampingan kepada para petani agar penggunaan air dari sumur bor bisa dikelola secara adil dan berkelanjutan.
“Kami siap mengawal agar fasilitas ini benar-benar memberi dampak langsung. Petani harus menjadi pihak pertama yang merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Program TMMD ini menjadi contoh nyata kolaborasi antara pemerintah, militer, dan masyarakat dalam membangun desa. Dengan semangat gotong royong dan kesadaran kolektif, Desa Kerta Buana menunjukkan bahwa pertanian mandiri bukan lagi mimpi.
“Kami tidak perlu lagi menggantungkan nasib pada hujan. Dengan air dari sumur bor, masa depan pertanian kami lebih cerah,” tutup Dewa Basuki. (adv/ed3)