TENGGARONG – Tak ada keberhasilan tanpa perjuangan panjang. Desa Loh Sumber, yang dulu dikenal sebagai desa berkembang biasa di Kecamatan Loa Kulu, kini resmi menyandang predikat Desa Mandiri—sebuah pencapaian tertinggi dalam indeks pembangunan desa menurut Kementerian Desa PDTT.
Predikat ini tak muncul begitu saja. Di baliknya, ada kerja kolektif warga, kebijakan tepat dari pemerintah desa, dan keberanian untuk berubah di tengah tantangan zaman.
“Kami mulai dari bawah. Tapi dengan kerja sama dan semangat gotong royong, semua pelan-pelan berubah. Alhamdulillah, sekarang kami jadi Desa Mandiri,” kata Kepala Desa Sukirno saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (28/3/2025), sembari menunjukkan trofi penghargaan yang baru diterimanya.
Perubahan signifikan mulai terasa sejak BUMDes Sumber Purnama dihidupkan kembali. Setelah sempat mati suri, BUMDes ini kini menjadi motor ekonomi desa. Mulai dari jasa penggilingan padi, penyediaan pupuk dan alat pertanian, hingga membantu menjual hasil panen petani secara kolektif.
“Dulu petani bingung pasca panen. Sekarang BUMDes bantu pasarkan, bahkan bantu akses modal,” jelas Sukirno.
Bukan hanya urusan pertanian, desa juga aktif menggelar pelatihan rutin bagi pelaku UMKM. Ibu-ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya memasak di dapur, kini menghasilkan produk keripik tempe dan makanan ringan yang dijual hingga ke luar daerah.
Dalam setiap pelatihan, mereka diajak mengenal teknologi ramah lingkungan, pemasaran digital, hingga manajemen usaha. Hasilnya? Pendapatan keluarga meningkat, dan semangat wirausaha tumbuh pesat di kalangan pemuda dan perempuan desa.
Tak hanya sektor ekonomi, indikator sosial dan lingkungan juga melonjak. Akses terhadap air bersih, listrik, layanan kesehatan, dan pendidikan membaik. Digitalisasi mulai diterapkan di pelayanan publik, dan partisipasi warga dalam pembangunan desa kian tinggi.
“Dulu fokus kami hanya pada jalan dan infrastruktur. Sekarang, SDM dan teknologi jadi prioritas. Pelayanan administrasi sudah mulai digital,” tambah Sukirno.
Status Desa Mandiri ini menjadi awal dari fase baru bagi Loh Sumber. Sukirno menegaskan bahwa tujuan selanjutnya adalah menjadi desa percontohan—bukan hanya di Kukar, tapi untuk Kalimantan Timur.
“Kami ingin menjadi contoh, bagaimana desa bisa mandiri lewat inovasi pertanian, pengelolaan BUMDes, dan digitalisasi pemerintahan. Ini bukan puncak, tapi pijakan untuk naik lebih tinggi,” tegasnya.
Di tengah hiruk-pikuk urbanisasi dan tantangan ekonomi global, kisah Desa Loh Sumber adalah pengingat bahwa perubahan besar bisa dimulai dari desa. Bahwa kekuatan sejati pembangunan ada pada masyarakat yang bersatu dan percaya diri mengelola potensinya sendiri. (adv/ed3)