TENGGARONG – Dalam setahun, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmatan) Kukar mencatat belasan insiden kebakaran rumah tangga terjadi akibat kelalaian kecil—kompor lupa dimatikan saat memasak sahur, atau kabel pengisi daya yang dibiarkan menyala sepanjang malam. Memasuki Ramadan 1446 Hijriah, potensi musibah serupa mengintai lebih besar.
“Banyak masyarakat yang lelah saat sahur atau terlalu sibuk menjelang berbuka, sehingga tidak sadar ada potensi bahaya di sekitar mereka. Inilah yang kami khawatirkan,” ungkap Kepala Disdamkarmatan Kukar, Fida Hurasani, Jumat (28/2).
Dikenal akrab dengan sapaan Afe’, ia mengingatkan bahwa Ramadan bukan hanya bulan ibadah, tapi juga saat di mana aktivitas rumah tangga meningkat drastis, khususnya di dapur dan penggunaan alat elektronik. Kombinasi antara kelelahan fisik, jadwal padat, dan kelalaian teknis menjadi penyebab klasik terjadinya kebakaran.
Beberapa langkah sederhana dapat mencegah tragedi. Pastikan selang dan regulator tabung gas dalam kondisi baik, jangan tinggalkan kompor menyala tanpa pengawasan, serta cabut perangkat elektronik saat tidak digunakan. Terutama saat rumah ditinggal salat tarawih atau pemilik rumah tertidur setelah sahur.
“Damkar memang siaga 24 jam dan relawan kami terus aktif, tapi pencegahan paling efektif tetap dimulai dari rumah masing-masing,” kata Afe’.
Selama Ramadan, Disdamkarmatan Kukar juga akan mengintensifkan sosialisasi ke permukiman padat dan wilayah rawan. Namun, ia menegaskan, kesadaran kolektif dari warga tetap menjadi kunci utama.
“Kalau semua orang waspada, kita bisa menyambut Ramadan dengan tenang tanpa harus terguncang oleh sirine kebakaran di tengah malam,” tutupnya penuh harap.
Karena Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar, tetapi juga menjaga amanah: rumah, keluarga, dan nyawa. (adv/ed3)
