Tenggarong – Di tengah pesatnya perubahan sosial dan tantangan global, peran perempuan dalam pembangunan daerah semakin krusial. Hal ini menjadi sorotan dalam Musyawarah Kabupaten (Muskab) ke-V Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kutai Kartanegara (Kukar) yang digelar di Pendopo Wakil Bupati Kukar, Kamis (27/2). Acara ini dibuka oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Kukar, Ahyani Fadianur Diani, dan dihadiri oleh perwakilan dari 24 organisasi wanita yang tergabung dalam GOW.
Dalam sambutannya, Ahyani menegaskan bahwa keberadaan organisasi perempuan seperti GOW bukan hanya sebatas wadah berkumpul, tetapi juga pilar penting dalam pembangunan daerah. Ia mengapresiasi peran GOW yang selama ini telah menggalang persatuan, menjalin kerja sama antarorganisasi, serta mendukung pemberdayaan perempuan di berbagai sektor.
“Selama ini, GOW telah hadir dalam berbagai program yang membina, memotivasi, dan mendampingi organisasi perempuan di Kukar. Dengan semangat kebersamaan, kita telah menyaksikan bagaimana perempuan tidak hanya berperan dalam keluarga, tetapi juga dalam sektor ekonomi, sosial, dan bahkan kebijakan publik yang berdampak luas bagi masyarakat,” ujar Ahyani.
Muskab kali ini mengusung tema “Kita Sinergikan Peran Perempuan yang Berkualitas Menuju Indonesia Emas 2045”. Tema ini, menurut Ketua GOW Kukar, Hj. Dayang Telcip Suryani—yang diwakili Hj. Susi Susilawati Fachruddin Nata—menggambarkan tantangan besar yang dihadapi perempuan saat ini, terutama dalam menghadapi perkembangan teknologi, perubahan iklim, serta dinamika sosial dan ekonomi yang semakin kompleks.
Dalam rangkaian musyawarah, para peserta membahas laporan pertanggungjawaban pengurus periode sebelumnya, penyusunan program kerja baru, serta pemilihan kepengurusan yang lebih solid dan adaptif terhadap perubahan zaman. Harapannya, kepengurusan baru mampu menginisiasi program-program yang selaras dengan visi pembangunan Kukar, termasuk dalam mempercepat pencapaian kesejahteraan masyarakat.
Ahyani menekankan bahwa Pemkab Kukar mendukung penuh sinergi dengan GOW dalam mewujudkan daerah yang lebih inklusif dan berdaya saing. Ia berharap musyawarah ini menghasilkan kepengurusan yang kompeten serta program kerja yang tidak hanya membawa manfaat bagi perempuan, tetapi juga bagi pembangunan daerah secara keseluruhan.
“Perubahan tidak bisa dihindari, tetapi dengan kolaborasi dan komitmen yang kuat, perempuan di Kukar bisa menjadi motor penggerak pembangunan yang lebih maju dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Musyawarah ini bukan sekadar agenda rutin organisasi, tetapi langkah nyata dalam memperkuat peran perempuan sebagai agen perubahan. Dengan kepemimpinan yang solid dan program kerja yang inovatif, GOW diharapkan terus menjadi mitra strategis dalam pembangunan Kukar menuju masa depan yang lebih cerah. (adv/ed3)