Produksi Ikan Loa Kulu Naik Pesat, Targetkan Penuhi Kebutuhan IKN

tajukmedia.id

Produksi Ikan Loa Kulu Naik Pesat, Targetkan Penuhi Kebutuhan IKN
Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin saat menebar benih di kolam pembudi daya ikan di Loa Kulu. (istimewa)

Tenggarong, Minggu 1 Desember 2024 – Pagi itu, di tepian Sungai Mahakam yang tenang, Ansar, seorang pembudidaya ikan dari Loa Kulu, menatap jaring-jaringnya yang baru saja dipenuhi bibit ikan lele. Tangannya tak henti bergerak, namun pikirannya jauh melayang. “Kami pernah berpikir, kapan perikanan ini benar-benar maju? Sekarang, rasanya seperti mimpi jadi nyata,” ujarnya, sembari menebar pakan ikan.

Loa Kulu, sebuah kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, tengah mencetak sejarah baru. Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Kukar, sektor perikanan yang selama ini menjadi andalan penghidupan warga, kini diakselerasi menjadi salah satu penopang ketahanan pangan bagi Ibu Kota Nusantara (IKN). Bantuan berupa perahu, jaring, dan pakan tidak hanya datang, tetapi juga dirasakan langsung manfaatnya oleh para pembudidaya lokal.

“Bantuan ini ibarat pelita. Tidak hanya menyelesaikan kebutuhan alat, tetapi juga memberikan semangat baru,” kata Camat Loa Kulu, Ardiansyah, yang optimistis bahwa potensi besar Loa Kulu akan membawa nama Kukar ke panggung nasional.

Potensi besar ini memang tidak main-main. Dengan lahan budidaya yang luas, tenaga kerja lokal yang terampil, dan dukungan teknologi modern, Loa Kulu bersiap menjawab tantangan besar sebagai pemasok pangan utama IKN Nusantara. Menurut Ardiansyah, proyek besar seperti IKN bukan hanya peluang, tetapi juga tanggung jawab besar. “Kami tidak ingin sekadar menjadi pemain biasa. Kami ingin menjadi tulang punggung yang andal,” tambahnya.

Namun, keberhasilan Loa Kulu tidak hanya diukur dari banyaknya bantuan yang mengalir. Di balik itu, ada kolaborasi erat antara pemerintah, masyarakat, dan pembudidaya. Melalui pendampingan intensif dan pelatihan teknologi, para pembudidaya kini mampu meningkatkan produksi secara signifikan. Hal ini membuat Loa Kulu tidak hanya bergantung pada cara tradisional, tetapi melangkah ke arah yang lebih profesional dan berkelanjutan.

“Sekarang, kami tahu bagaimana memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan hasil panen. Kami tidak hanya diajari, tetapi juga didampingi,” ujar Ansar, yang mengaku hasil panennya meningkat hingga 30% setelah pelatihan.

Loa Kulu juga memanfaatkan keanekaragaman ikan air tawar sebagai keunggulan kompetitifnya. Produksi ikan nila, lele, hingga patin terus melonjak, memberikan dampak langsung pada perekonomian lokal. Dengan rencana strategis yang matang, Kecamatan Loa Kulu diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal, nasional, bahkan internasional.

“Perikanan bukan sekadar usaha ekonomi bagi kami. Ini adalah bagian dari budaya dan jati diri Loa Kulu. Dengan bantuan dan semangat ini, kami yakin bisa menjadi pusat perikanan terbaik di Kalimantan,” kata Ardiansyah.

Di tengah geliat perubahan ini, satu hal yang menonjol adalah optimisme dan keyakinan masyarakat. Dari tepian sungai hingga ruang diskusi pemerintah, visi yang sama terus digaungkan: menjadikan Loa Kulu sebagai ikon ketahanan pangan dan keberlanjutan di Indonesia. “Ini bukan sekadar mimpi. Dengan sinergi yang terus dibangun, kami yakin Loa Kulu bisa menjadi kebanggaan Kukar dan andalan nasional,” pungkas Ardiansyah.

Dengan segala potensi dan kerja keras yang ada, Loa Kulu tidak hanya membuktikan diri sebagai pusat perikanan yang berkembang pesat, tetapi juga sebagai simbol harapan bagi Kutai Kartanegara. Di tepian Mahakam, perjalanan besar ini baru saja dimulai. (ADV/ED3)

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer