Kerawanan Pilkada Kukar 51,28 Persen, ASN Diminta Jaga Profesionalisme

tajukmedia.id

Kerawanan Pilkada Kukar 51,28 Persen, ASN Diminta Jaga Profesionalisme
Pjs Bupati Kukar, Bambang Arwanto (kedua dari kiri), menyampaikan sambutan dalam Sosialisasi Netralitas ASN pada Pilkada 2024 di Kecamatan Loa Janan, Jumat (22/11/2024). (istimewa)

Tenggarong, Sabtu 23 November 2024 – Jumat pagi itu, 22 November 2024, di Kecamatan Loa Janan, puluhan ASN tampak serius mengikuti sosialisasi penting yang digelar oleh Pemkab Kutai Kartanegara. Di tengah udara segar akhir November, Pjs Bupati Kutai Kartanegara Bambang Arwanto membuka sesi dengan data yang mencengangkan: Kalimantan Timur berada di peringkat kelima sebagai provinsi dengan tingkat kerawanan Pilkada tertinggi secara nasional. Lebih mengejutkan lagi, Kukar menjadi daerah paling rawan di provinsi ini, dengan angka kerawanan mencapai 51,28 persen.

“Ini bukan sekadar angka,” tegas Bambang dalam sambutannya. “Kerawanan ini nyata, dan kita harus bersiap menghadapi potensi gesekan yang bisa merusak harmoni masyarakat.” Ia menjelaskan bahwa faktor utama kerawanan adalah adanya calon petahana yang maju kembali, ditambah jumlah pemilih yang besar, yang sering kali menjadi pemicu ketegangan di tengah masyarakat.

Sosialisasi ini diadakan bukan tanpa alasan. Dengan menghadirkan narasumber dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) serta Bawaslu Kukar, kegiatan tersebut bertujuan mengukuhkan kembali prinsip netralitas di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Bambang mengingatkan, netralitas adalah fondasi yang harus dijaga oleh seluruh ASN—baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).  

“ASN bukan hanya pelaksana kebijakan publik, mereka adalah perekat bangsa,” ujar Bambang penuh penekanan. Ia menjelaskan bahwa seorang ASN yang profesional harus mampu bersikap adil, objektif, bebas dari intervensi, dan tidak memihak pada pihak mana pun dalam kontestasi politik. “Ketika netralitas ini dilanggar, dampaknya tidak hanya pada pemilu, tapi juga pada kepercayaan publik terhadap pemerintahan secara keseluruhan,” tambahnya.  

Sesi ini juga menjadi momen refleksi bersama bagi para peserta. Mereka diajak memahami bahwa tantangan menjaga netralitas bukan hanya soal etika profesi, tetapi juga soal menjaga stabilitas demokrasi. “Ini tugas berat,” ucap salah satu peserta. “Tapi kami menyadari bahwa kepercayaan masyarakat pada pemerintahan sangat bergantung pada bagaimana kami menjalankan tugas dengan jujur dan netral.”

Menutup acara, Bambang menyampaikan harapan besar bagi seluruh ASN di Kukar. Ia mengajak semua pihak untuk menjadikan sosialisasi ini sebagai titik awal memperkuat integritas dan profesionalisme. “Netralitas ASN adalah benteng pertama melawan konflik dalam Pilkada. Jika kita berhasil menjaganya, kita tidak hanya menjaga demokrasi, tetapi juga masa depan daerah kita.”

Pesan itu menggema di ruangan, meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Dalam perjalanan pulang, banyak ASN yang merenungi tanggung jawab mereka di tengah kerawanan yang mengintai. Di Loa Janan, Jumat itu bukan sekadar hari biasa—ia menjadi awal komitmen baru untuk menghadapi Pilkada 2024 dengan kepala tegak dan hati yang netral. (ADV/ED3)

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer