Ribuan Warga Sambut Festival Seni Dayak 2024 di Tenggarong

tajukmedia.id

Ribuan Warga Sambut Festival Seni Dayak 2024 di Tenggarong
Para peserta dengan pakaian adat Dayak tampil di atas panggung pembukaan Festival Seni dan Budaya Persekutuan Dayak Kalimantan Timur 2024 di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Kamis (14/11/2024). (istimewa)

Tenggarong, Jumat 15 November 2024 – Malam itu, suara gimar bergema, menggugah semangat ribuan warga yang memadati area parkir Stadion Rondong Demang, Tenggarong. Di bawah langit Kukar yang cerah, Kamis (14/11/2024), Festival Seni dan Budaya Persekutuan Dayak Kalimantan Timur 2024 resmi dimulai. Suara alat musik tradisional itu bukan sekadar pembuka acara, melainkan penanda bagi dimulainya perayaan besar yang memadukan seni, budaya, dan kebersamaan.

Momen ini semakin bermakna ketika Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kutai Kartanegara, Ahyani Fadianur Diani, naik ke atas panggung. Dengan nada penuh antusiasme, ia menyampaikan kebanggaan terhadap festival yang menggambarkan kekayaan warisan budaya Dayak. 

“Festival ini lebih dari sekadar acara; ini adalah perayaan hidup atas kekayaan budaya kita yang mencerminkan cinta, rasa hormat, dan semangat untuk terus berkreasi dan bangkit bersama,” ujar Ahyani. Kata-katanya menggema, mengingatkan semua hadirin bahwa seni dan budaya tidak hanya menjadi warisan, tetapi juga tanggung jawab generasi masa kini.

Ahyani menekankan pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya di tengah tantangan modernisasi. “Setiap nada, setiap gerakan tari mengandung cerita mendalam tentang siapa kita. Seni dan budaya kita adalah fondasi yang memperkuat jati diri bangsa di tengah keberagaman, mencerminkan semboyan Bhineka Tunggal Ika,” tambahnya.

Ketua Panitia Festival sekaligus Ketua Persekutuan Dayak Kukar, Hj Maria Ester, turut memberikan sambutan yang menyentuh. Dengan penuh keyakinan, ia menegaskan bahwa festival ini adalah upaya bersama untuk memastikan warisan nenek moyang tetap hidup. 

“Melalui festival ini, kita ingin menggali, melestarikan, dan memperkenalkan kekayaan budaya Dayak kepada generasi mendatang. Setiap tarian, lagu, dan karya seni mencerminkan kearifan lokal yang patut dibanggakan,” katanya.

Festival ini tidak hanya menjadi momen nostalgia budaya, tetapi juga ruang interaksi antar-generasi. Hingga 16 November 2024, berbagai acara meriah akan terus digelar. Mulai dari pameran seni, parade pakaian adat, olahraga tradisional, hingga kuliner khas, pertunjukan musik, tari, dan bazar. Setiap sudut area festival menjadi saksi perayaan budaya yang hidup, dinamis, dan penuh makna.

Di tengah riuhnya acara, sorotan mengarah kepada harapan besar yang lahir dari festival ini: agar seni dan budaya Dayak tidak hanya menjadi simbol masa lalu, tetapi juga jembatan menuju masa depan. Sebuah pengingat bahwa, di balik gemuruh gimar yang menggema malam itu, ada cerita tentang jati diri yang terus ingin disuarakan—cerita tentang Dayak, tentang Kukar, dan tentang kita semua. (ADV/ED3)

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer