6.000 UMKM Tenggarong Seberang Diinkubasi Naik Kelas, Sasar Pasar Modern

tajukmedia.id

6.000 UMKM Tenggarong Seberang Diinkubasi Naik Kelas, Sasar Pasar Modern
Seorang pelaku UMKM menjajakan Kue Keroncong “Nadimah” dalam sebuah bazar malam di Tenggarong Seberang.

TENGGARONG SEBERANG – Di balik kepulan asap kompor dan kemasan plastik sederhana, ribuan pelaku UMKM di Tenggarong Seberang menyalakan harapan. Harapan agar produk mereka tidak hanya dikenal di kampung halaman, tetapi bisa bersaing di rak-rak ritel modern, bahkan menembus pasar nasional.

Salah satu contohnya adalah Kue Keroncong “Nadimah”, pelaku UMKM lokal yang turut ambil bagian dalam misi besar pemerintah Kecamatan Tenggarong Seberang: mengangkat 6.000 UMKM naik kelas.

Camat Tenggarong Seberang, Tego Yuwono, menegaskan bahwa tahun 2025 menjadi momentum penting untuk mengubah wajah UMKM dari usaha bertahan menjadi usaha berkembang.

“Kami ingin UMKM di Tenggarong Seberang tidak hanya hidup, tapi tumbuh besar. Tidak cukup dikenal di desa, mereka harus mampu tampil di ritel modern, bahkan ekspor,” ujarnya, Minggu (16/3/2025).

Langkah konkret sudah dimulai. Pemerintah kecamatan bekerja sama dengan Disperindag dan Diskop Kukar untuk mendampingi UMKM dari hulu ke hilir: dari perizinan, kemasan, sertifikasi halal, hingga akses pasar ritel seperti Alfamart dan supermarket besar lainnya.

Namun, bukan jalan mudah. Banyak pelaku usaha yang masih menghadapi tantangan klasik: belum memiliki kemasan standar, tak tahu cara mengurus izin edar, hingga kesulitan memahami strategi pemasaran digital.

“Kami tidak tinggal diam. Tahun ini kami akan genjot pelatihan dan pendampingan. UMKM akan dibantu urus halal, BPOM, bahkan packaging desain. Kami ingin mereka naik kelas secara menyeluruh, bukan kosmetik semata,” tambah Tego.

Tak hanya soal kualitas produk, pemerintah juga ingin mengoptimalkan potensi pariwisata lokal sebagai etalase UMKM. Wisatawan yang datang akan disuguhi produk-produk lokal sebagai bagian dari pengalaman budaya dan kuliner khas Tenggarong Seberang.

“Bayangkan turis datang ke sini dan langsung bisa membawa pulang oleh-oleh berkualitas dari UMKM kita. Itu yang sedang kami desain,” ujar Tego penuh semangat.

Sementara itu, pelaku UMKM seperti Nadimah, yang dikenal dengan produk kue keroncongnya, menyambut baik upaya ini. Baginya, perhatian pemerintah membuka jalan baru yang dulu hanya bisa dibayangkan.

“Kalau bisa masuk minimarket atau swalayan besar, itu mimpi saya sejak dulu. Sekarang, rasanya pelan-pelan jadi nyata,” ujarnya.

Langkah ini bukan sekadar strategi ekonomi. Ia adalah bagian dari upaya menumbuhkan kemandirian desa, mengurangi kesenjangan, dan menciptakan ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil. Pemerintah juga berkomitmen membuka akses permodalan agar UMKM tidak mandek di tengah jalan.

Dengan semangat sinergi dan pendampingan berkelanjutan, Tenggarong Seberang perlahan tapi pasti tengah mencetak sejarah baru: desa-desa yang hidup dari kekuatan warganya sendiri. (adv/ed3)

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer