TENGGARONG – Lumpur menempel di kaki, tapi semangat tak sedikit pun surut. Di Desa Mulawarman, Kecamatan Tenggarong Seberang, para petani bergembira. Setelah berbulan-bulan menanti, mereka akhirnya bisa mulai menanam padi di lahan seluas 400 hektare yang baru dibuka sejak Januari 2025. Ini bukan hanya soal musim tanam pertama, tapi juga tentang harapan baru yang tumbuh bersama butiran benih di ladang basah.
Bersama tiga kelompok tani—Sari Makmur, Losai Jaya, dan Sari Bunga—ratusan petani memulai penanaman perdana padi sawah jenis MR. Kegiatan ini disambut langsung oleh Kepala Desa Mulawarman, Mulyono, serta jajaran TNI, Polri, dan pemerintah kecamatan sebagai wujud dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional.
“Hari ini kita tanam perdana. Ini langkah awal untuk menjadikan Mulawarman sebagai desa penghasil pangan utama di Kukar,” ujar Mulyono, Jumat (14/3/2025).
Pembukaan lahan ini menjadi terobosan besar dalam mengoptimalkan potensi pertanian desa yang sebelumnya masih terbatas. Di balik keberhasilan membuka lahan baru ini, tersimpan kerja keras petani dan sinergi banyak pihak, dari pemerintah desa hingga instansi teknis pertanian.
Mulyono menegaskan bahwa Pemdes berkomitmen penuh mendampingi para petani—baik dalam bentuk bantuan pupuk, benih unggul, alat pertanian, hingga penyediaan infrastruktur pendukung seperti irigasi.
“Kami paham, petani butuh dukungan nyata. Kalau air kurang, pupuk mahal, dan alat terbatas, tentu hasilnya tak bisa maksimal,” katanya.
Selain itu, ia juga mengajak warga desa lainnya untuk bergabung atau mendukung kelompok tani yang sudah ada. Sebab pertanian tak hanya soal hasil panen, tetapi juga kekuatan gotong royong yang menjadi denyut kehidupan desa.
Namun jalan menuju panen berlimpah tentu tidak tanpa tantangan. Ketersediaan air saat musim kemarau dan mahalnya pupuk masih menjadi hambatan utama. Petani berharap ada bantuan dari pemerintah, baik dalam bentuk subsidi maupun solusi teknologi seperti irigasi pintar.
Supriyadi, salah satu petani, mengungkapkan harapannya:
“Kalau harga padi stabil dan pupuk mudah didapat, petani bisa untung. Sekarang semangat kami tinggi, tinggal dukungan agar produksi bisa optimal.”
Keberhasilan penanaman di lahan 400 hektare ini akan menjadi cermin bagi pengembangan pertanian di Kukar. Desa Mulawarman berharap bisa menjadi pionir pertanian modern—bukan hanya mengandalkan tenaga, tapi juga teknologi dan inovasi.
Dengan sinergi dan semangat yang terus tumbuh, penanaman perdana ini bukan sekadar aktivitas musiman. Ia adalah awal dari transformasi besar—menuju desa agraris yang mandiri, maju, dan berdaya saing tinggi. (adv/ed3)