LOA KULU – Semangat Ramadan berpadu dengan keringat muda yang membara di lintasan lari. Pada Minggu malam, 23 Maret 2025, ratusan pemuda tumpah ruah dalam satu semangat di ajang Street Run Ramadan Kecamatan Loa Kulu—membuktikan bahwa olahraga bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga panggung bagi persaudaraan dan lahirnya bintang masa depan.
Sebanyak 250 peserta, dari pemula hingga pelari berpengalaman, memadati jalur lomba yang dirancang sederhana namun penuh antusiasme. Mereka datang dari berbagai desa, membawa semangat dan keriangan khas Ramadan. Ada yang berlari cepat, ada yang tertawa di garis finis, dan ada pula yang sibuk berswafoto bersama teman-teman barunya.
Camat Loa Kulu, Ardiansyah, menyebut ajang ini sebagai momentum penting dalam membangun energi kolektif di kalangan anak muda.
“Ini bukan sekadar lomba lari, ini adalah ruang ekspresi dan pembinaan. Kita ingin Loa Kulu punya generasi muda yang sehat, semangat, dan punya mimpi besar. Dan event seperti ini jadi titik awalnya,” ujarnya usai menyapa para peserta.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Loa Kulu, yang menurut Ardiansyah patut diapresiasi penuh karena mampu menghidupkan Ramadan dengan nuansa yang berbeda—sehat, meriah, dan bermakna.
Rencana untuk menjadikan Street Run sebagai agenda tahunan pun disampaikan langsung oleh Camat. Ia berkomitmen untuk memperluas skala penyelenggaraan pada momentum 17 Agustus mendatang.
“Tahun depan dan Agustusan nanti, event ini harus lebih semarak. Kita ingin semua desa ikut, dan mungkin akan ada juga kategori khusus untuk anak-anak hingga pelari veteran,” tambahnya optimis.
Plt Ketua KNPI Loa Kulu, Ricky Bagus Eka Putra, menyebut bahwa keberhasilan acara ini tak lepas dari kolaborasi lintas sektor. Dukungan dari pemerintah kecamatan, para sponsor lokal, dan komunitas muda Loa Kulu jadi kunci kesuksesan.
“Kami ingin pemuda Loa Kulu terus bergerak. Ini awal dari gerakan besar. Bukan cuma olahraga, ke depan bisa seni, budaya, kewirausahaan. Street Run ini bukti bahwa kita bisa,” kata Ricky penuh semangat.
Dan benar saja—setelah garis finis, bukan hanya peluh yang tersisa, tapi juga senyum lebar dan rasa bangga. Banyak peserta dan panitia berkumpul di tengah arena, saling memberi selamat dan mengabadikan momen lewat foto bersama. Malam itu, Loa Kulu bukan hanya tempat lomba, tapi rumah besar untuk semua jiwa muda yang ingin bersinar. (adv/ed3)
